TINGKAT STRES TERHADAP INTENSITAS DISMENORE PRIMER PADA REMAJA PUTRI: STUDI - CROSS SECTIONAL

Eny Pujiati

Abstract


Latar Belakang: Dismenore merupakan suatu kondisi yang umum terjadi pada wanita menstruasi, khususnya wanita remaja. Dismenore pada remaja dapat menyebabkan gangguan aktivitas dan konsentrasi. Dismenore dapat disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya adalah stres. Tujuan: Menganalisis hubungan tingkat stres dengan intensitas dismenore primer pada remaja putri di Kecamatan Undaan Kabupaten Kudus. Metode: Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan penelitian cross sectional. Hasil: Tingkat stres subjek paling banyak terdapat pada kategori normal sejumlah 62 subjek (32%), 48 subjek (24,7%) berada dalam kategori stres sedang dan berat, dan 36 subjek (18,6%) mengalami stres ringan. Sedangkan intensitas dismenore primer didominasi nyeri dengan kategori sedang sebanyak 100 subjek (51,6%) dan intensitas terendah dismenore primer tanpa nyeri sebanyak 8 subjek (4,1%). Hasil uji rank spearman dengan nilai α = 0,05 maka koefisien korelasi yang diperoleh sebesar 0,392 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Kesimpulan: Ada hubungan tingkat stres dengan intensitas dismenore primer pada remaja putri di wilayah Kecamatan Undaan Kabupaten Kudus.

Kata Kunci: Stres, Intensitas Dismenore Primer, Remaja Putri.


Full Text:

PDF

References


DAFTAR PUSTAKA

Agustin, M. (2018). Hubungan antara tingkat dismenore dengan tingkat stres pada mahasiswi Akper As-Syafi’Iyah Jakarta. Afiat, 4(02), 603–612.

Arafa, A. E., Senosy, S. A., Helmy, H. K., & Mohamed, A. A. (2018). Prevalence and patterns of dysmenorrhea and premenstrual syndrome among Egyptian girls (12–25 years). Middle East Fertility Society Journal, 23(4), 486–490.

Arista, M. P. (2017). Hubungan tingkat stres dengan kejadian dysmenorrea pada remaja putri di MAN 1 Kota Madium. Doctoral Dissertation.

Bajalan, Z., Moafi, F., Moradibaglooei, M., & Alimoradi, Z. (2019). Mental health and primary dysmenorrhea: A systematic review. Journal of Psychosomatic Obstetrics and Gynecology, 40(3), 185–194.

Dias, S. F. L., Pereira, L. C. A., Oliveira, A. P. de, Santos, R. F. dos, & Nunes, L. C. C. (2019). Scientific and technological prospection on transdermal formulations and complementary therapies for the treatment of primary dysmenorrhea. Expert Opinion on Therapeutic Patents, 29(2), 115–126.

Fitriana, N. W. (2017). Dismenore pada mahasiswa D IV Kebidanan semester VIII Universitas Aisyiyah, Yogyakarta.

Haidari, F., Akrami, A., Sarhadi, M., & Mohammad Shahi, M. (2011). Prevalence and severity of primary dysmenorrhea and its relation to anthropometric parameters. Hayat, 17(1), 85.

Iacovides, S., Avidon, I., & Baker, F. C. (2015). What we know about primary dysmenorrhea today: A critical review. Human Reproduction Update, 21(6), 762–778.

Ilmi, M. B., Fahrurazi, F., & Mahrita, M. (2017). Dismenore sebagai faktor stres pada remaja putri kelas X Dan Xi Di SMA Kristen Kanaan Banjarmasin. Jurnal Kesmas (Kesehatan Masyarakat) Khatulistiwa, 4(3), 226.

Isaac Ann. (2004). Keperawatan kesehatan jiwa dan psikiatrik. EGC.

Ju, H., Jones, M., & Mishra, G. (2014). The prevalence and risk factors of dysmenorrhea. Epidemiologic Reviews, 36(1), 104–113.

Lazarus, R. S., & Folkman, S. (1987). Transactional theory and research on emotions and coping. European Journal of Personality, 1(3), 141–169.

Leksonoputro DY. (2015). Hubungan antara strategi coping dengan stres pada siswa akselerasi. Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–952.

Mantolas, S. L., Nurwela, T. S., & Gerontini, R. (2019). Hubungan tingkat stres dengan kejadian dismenorea pada mahasiswi keperawatan angkatan VI Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Citra Husada Mandiri Kupang (CHMK). Chmk Midwifery Scientific Journal, 2, 33–41.

Nohara, M., Momoeda, M., Kubota, T., & Nakabayashi, M. (2011). Menstrual cycle and menstrual pain problems and related risk factors among Japanese female workers. Industrial Health, 49(2), 228–234.

Pialiani, Y., Sukarya, W. S., & Rosady, D. S. (2018). Hubungan antara tingkat stres dengan dismenore pada mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung. Prosiding Pendidikan Dokter, 4(1), 89–96.

Putri, P., Mediarti, D., & Noprika, D. Della. (2021). Hubungan tingkat stres terhadap kejadian dismenore pada remaja putri. JKM : Jurnal Keperawatan Merdeka, 1(1), 102–107.

Rejeki, S. (2019). Gambaran tingkat stres dan karakteristik remaja putri dengan kejadian dismenore primer. Jurnal Kebidanan, 8(1), 50.

Rita, N., & Sari, G. P. (2021). Hubungan tingkat stres dengan kejadian dismenore primer pada remaja putri. Lentera Kesehatan ’Aisyiyah, 2(2), 102–110.

Rusli, Y., Angelina, Y., & Hadiyanto, H. (2019). Hubungan tingkat stres dan intensitas dismenore pada mahasiswi di sebuah fakultas kedokteran di Jakarta. EJournal Kedokteran Indonesia, 7(2), 122–126.

Sanday, S. Della, Kusumasari, V., & Sari, D. N. A. (2019). Hubungan intensitas nyeri dismenore dengan aktivitas belajar pada remaja putri usia 15-18 tahun di SMAN 1 Banguntapan Yogyakarta. Jurnal Cakrawala Promkes, 1(2), 48.

Shah Navas P. (2012). Stress among medical students. V(2), 34–37.

Sinha, S., Srivastava, J., Sachan, B., & Singh, R. (2016). A study of menstrual pattern and prevalence of dysmenorrhea during menstruation among school going adolescent girls in Lucknow district, Uttar Pradesh, India. International Journal of Community Medicine and Public Health, 3(5), 1200–1203.

Smith, R. P. (2018). The role of prostaglandins in dysmenorrhea and menorrhagia. Dysmenorrhea and Menorrhagia, 75–88.

Sulistiani, E. D., Fitriani, R. K., Kholifatullah, A. I., Imania, M. F. N., & Salim, L. A. (2023). Hubungan tingkat stres dengan kejadian dismenore primer pada remaja di Kabupaten Ponorogo, Indonesia: Studi Cross-Sectional. Journal of Community Mental Health and Public Policy, 5(2), 83–90.

Tiara Mayang Sari, Suprida, Rizki Amalia, S. Y. (2022). Faktor - faktor yang berhubungan dengan dismenorea pada remaja putri di Man 1 Ogan Komering Ulu Tahun 2021. Jurnal Ilmu Kesehatan UMC, 11(1), 42–51.

Tu, F., & Hellman, K. (2021). Primary dysmenorrhea: Diagnosis and therapy. Obstetrics and Gynecology, 137(4), 752.

Valedi, S., Alimoradi, Z., Moradibaglooei, M., Pakpour, A. H., Ranjbaran, M., & Chegini, V. (2019). Investigating the effect of eye movement desensitization and reprocessing on pain intensity in patients with primary dysmenorrhea: A protocol for a randomized controlled trial. Trials, 20(1), 1–8.

Wang, L., Wang, X., Wang, W., Chen, C., Ronnennberg, A. G., Guang, W., Huang, A., Fang, Z., Zang, T., Wang, L., & Xu, X. (2004). Stress and dysmenorrhoea: A population based prospective study. Occupational and Environmental Medicine, 61(12), 1021–1026.

Weissman, A. M., Hartz, A. J., Hansen, M. D., & Johnson, S. R. (2004). The natural history of primary dysmenorrhoea: A longitudinal study. BJOG: An International Journal of Obstetrics and Gynaecology, 111(4), 345–352.

Wulandari, W., Santi, E., & Damayanti, E. A. F. (2019). Kejadian dismenore primer pada remaja putri di SMP Darul Hijrah Putri Martapura. Hubungan Indeks Massa Tubuh Dengan Kejadian Dismenore Primer Pada Remaja Putri, 1(2), 123–129.




DOI: https://doi.org/10.26751/jikk.v15i1.2190

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Universitas Muhammadiyah Kudus
Jl. Ganesha Raya No. 1 Purwosari Kudus 59316
Tel/ Fax +62-291-437218   Email : lppm@umku.ac.id

Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Indexed by:

                  

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.