HUBUNGAN SOSIAL BUDAYA DENGAN KONSUMSI SUMBER PROTEIN HEWANI PADA IBU NIFAS DI BPS SUMIATI GRIBIG KUDUS

Dwi Astuti

Abstract


Salah satu indikator untuk menentukan derajat kesehatan suatu bangsa ditandai dengan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan bayi. Angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi, survei demografi kesehatan Indonesia tahun 2007 yaitu 228 per 100.000 kelahiran hidup . DiJawa Tengah, berdasarkan data dinas kesehatan propinsi JawaTengah pada 2008 AKI mencapai 114,42/100.000 kelahiran hidup  Menurut masyarakat Jawa yang menjalani tradisi mutih adalah tindakan membatasi makan terutama bahan makanan sumber protein hewani  dan minum selama masa nifas. Selama waktu itu ibu nifas tidak boleh makan seperti ikan, daging, buah terlalu banyak karena dianggap akan memperlama proses pemulihan. Bahkan untuk minumpun dibatasi hanya beberapa gelas tiap harinya. Sebenarnya kebutuhan gizi ibu nifas terutama jika menyusui akan meningkat 25 persen karena untuk proses pemulihan sehabis melahirkan dan untuk memproduksi ASI yang cukup untuk bayinya. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan sosial budaya dengan  konsumsi sumber protein hewani pada ibu nifas di BPS Sumiati desa Gribig tahun 2014. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian diskriptif dengan pendekatan cross sectional. Populasi adalah ibu nifas normal pada bulan Maret dengan total sampling. Jumlah populasi 30 orang. Analisa data yang digunakan univariat dan bivariat dengan chi Square. Hasil penelitian ada hubungan antara social budaya dengan konsumsi sumber protein hewani pada ibu nifas.


Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Universitas Muhammadiyah Kudus
Jl. Ganesha Raya No. 1 Purwosari Kudus 59316
Tel/ Fax +62-291-437218   Email : lppm@umku.ac.id

Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Indexed by:

                  

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.